[One Shot] Happy Together

Filed under by karenagatha on 18.32


"Persahabatan itu merupakan sebuah cinta kasih yang abadi yang selalu melekat di hati kita..
Tak ada hentinya persahabatan itu ada..
Kebahagiaan..
Kebersamaan..
Selalu ada di dalam persahabatan..
Aku takkan melupakan tentang persahabatan diantara kita, sampai kapanpun, dimanapun..
Persahabatan kita tetap ada dihatiku.."


Tittle : Happy Together
Author : Karen Agatha
Length : One Shot
Rate : PG 13+ (Teen)
Created :22/03/10 - 28/04/10
Cast : Amy Davinson, Tom [Amy's Grandfather], Felly [Amy's Grandmother], Brian, Lisa [Dormitory's Headmaster], Rezky [Amy's Friend], Alvin [Amy's Friend], Lenny [Amy's Friend], Annice [Lisa's Friend], Satpam Asrama [Cameo]
Disclaimer : I own Amy, Tom, Felly, and other cast. Everything that happens in this story is just fanfiction. If there is equality of names and events, is just a coincidence.


Happy Together

Amy adalah seorang pelajar yang sudah kehilangan orang tuanya, sejak dia berumur 8 tahun. Orang tuanya meninggal karena kecelakaan, saat ingin menjemput putrinya, Amy di rumah sakit. Hal itu membuatnya sedih, dan menjadi pendiam sampai sekarang. Karena orang tuanya sudah meninggal, akhirnya ia dirawat oleh kakek neneknya. Ketika Amy akan naik ke kelas SMP, neneknya meninggal karena penyakit kanker paru-paru.

Selama kakek neneknya merawatnya, kakek neneknya memperhatikan dirinya Amy, dan melihat bahwa Amy selalu kesepian dan tidak mempunyai teman. Hal itu membuat kakek neneknya menjadi khawatir, dan neneknya berencana untuk membawanya ke asrama untuk tinggal, agar dia bisa bergaul dengan orang lain. Dan Amy akan dibawa ke asrama untuk tinggal, agar dia bisa bergaul dengan orang lain. Dan Amy akan dibawa ke asrama, setelah kelulusan SMP. Tetapi, sayangnya neneknya sudah meninggal, jadi tidak dapat melihat cucunya berada di asrama.

Setelah kelulusan SMP, akhirnya rencana dari nenek untuk cucunya berhasil, dan rencana itu diwujudkan oleh suaminya. Sesampai di asrama, Amy disambut kedatangannya, dan membuat ia menjadi canggung. Dan akhirnya, Amy tinggal bersama teman barunya, Rezky, Alvin, dan Lenny. Meskipun merasa canggung, tetapi ia merasa senang.

Pada hari Sabtu, setelah kedatangannya, Alvin mengajak Amy ke gereja beserta yang lainnya. Sesampai di gereja, AMy berdoa. Ketika Lenny seslesai berdoa, dia melihat Amy mengeluarkan air matanya. Begitu juga dengan yang lainnya. Dan setelah selesai berdoa, Amy membukakan matanya, dan terkejut melihat teman-temannya memandangnya.

"Apa yang terjadi, Amy, mengapa kamu mengeluarkan air mata?" tanya Rezky sambil mengelus pundaknya Amy.

"Aku tak tahu, mengapa aku mengeluarkan air mataku, yang pasti, aku hanya mengetahuinya, bahwa aku menangis karena bahagia, karena sekarang, aku mempunyai teman yang baik hati. Meskipun aku baru mempunyai teman, baru kemarin. Tetapi yang pasti aku hanya mengetahui, bahwa pertemanan itu sungguh membuatku bahagia," jelas Amy dengan tersenyum.

Mendengar perkataan itu, semuanya menjadi terkejut, dan bahkan ada yang menangis karena terharu. Keesokan harinya, seperti biasa ibu Lisa, pemilik asrama, membangunkan anak-anak. Saat membuka kamar nomor 11, ibu Lisa langsung terkejut karena melihat Amy tak berada di tempat. Saat menanyakan kepada teman-temannya yang lain, mereka juga tak tahu. Pencarian Amy masih berlanjut hingga tengah malam hari, karena semuanya pada kelelahan dan mengantuk, akhirnya pencarian dilanjutkan besok pagi.

Pada sekitar jam 7 pagi, satpam asrama datang ke ruang ibu Lisa. Hal itu membuat ibu Lisa bingung.

"Selamat pagi, ibu Lisa, maaf saya mengganggu, ibu. Saya datang ke sini untuk..." ucap satpam asrama, "Untuk apa, pak? Apa Amy sudah anda temukan?" sela ibu Lisa sambil heran.

"Hmm, sebenarnya begini ceritanya. Saya saat sedang menjaga asrama, saya melihat seorang perempuan sedang berjalan. Sepertinya dia ingin menghirup udara sekaligus menikmati pemandangan di taman asrama. Waktu itu sepertinya sekitar jam 11 malam. Ketika saya ingin mendekati orang itu, tiba-tiba dia terjatuh lemah ke tanah. Dan saya langsung menghampirinya dengan perasaan kaget sekaligus heran. Setelah jarak saya dengan dia sudah dekat, saya melihat bahwa orang itu adalah Amy. Karena takut kenap-kenapa, saya langsung membawa Amy ke rumah sakit. Maaf, bu, saya tidak memberitahukan, ibu," jelas satpam asrama sambil menundukkan kepalanya, dan menegakkan kembali kepalanya, lalu memandang ibu Lisa.

"Jadi, Amy sekarang berada di rumah sakit? Mengapa kamu tidak memberitahukan saya? Kan saya dan teman-teman Amy jadi tidak kebingungan mencari Amy. Ya sudah, sekarang Amy berada di rumah sakit mana?" tanya ibu Lisa khawatir.

"Dia berada di rumah sakit Sumber Waras..." jawab satpam asrama, "Ya sudah, terima kasih, ayo kita sekarang pergi!" sela ibu Lisa. Sesampai mereka di rumah sakit Sumber Waras, mereka lalu menanyakan kamar pasien Amy Davinson. Jawaban dari resepsionis adalah pasien Amy Davinson sudah pulang. Mendengar jawaban itu, ibu Lisa dan satpam asrama kaget. Lalu mereka kembali ke asrama. Sesampai di asrama, salah satu temannya Amy mengatakan, bahwa tadi, Amy datang ke asrama, dan mengemasi barang-barangnya, juga langsung pegi tanpa bilang sepatah katapun.

Beberapa saat kemudian, telepon asrama berbunyi. Dengan cepat-cepat, ibu Lisa dalam perasaan yang kacau, mengangkat telepon itu. Ketika telepon diangkat, terdengar suara seorang kakek. Kakek itu ternyata, kakeknya Amy, Tom. Dia mengabarkan tentang Amy, bahwa Amy sedang sakit, juga sekaligus minta maaf. Setelah mendengar kata-kata dari kakeknya Amy, hatinya ibu Lisa langsung bergejolak. Meskipun perasaannya agak tenang daripada sebelumnya, tetapi ia masih khawatir akan dirinya Amy.

Keesokan harinya, ia mengajak anak-anak yang di asrama untuk menjenguk Amy di rumahnya Amy. Sesampai di rumah Amy, mereka langsung terkejut melihat Amy terbaring lemah di tempat tidurnya. Lenny mendekati Amy sambil menangis kaeran merasa kasihan. Ibu Lisa juga mendekati. Kakeknya Amy lalu berkata, "Ketika dia berumur 8 tahun, dia dibawa ke rumah sakit karena dia pingsan di sekolahnya, saat di bawa, wali kelasnya menelepon orang tuanya. Sayang sekali, di dalam perjalanan menuju rumah sakit, orang tuanya tertabrak dengan truk karena terburu-buru. Hal ini baru diberitahukan, setelah pemberitahuan bahwa, Amy menderita kanker hati," orang-orang langsung terkejut mendengar perkataan dari kakeknya Amy, "Dan dia sering bolak balik ke rumah sakit untuk transfusi darah. Pada suatu malam, dia pingsan. ketika dibawa ke rumah sakit Sumber Waras, dia dinyatakan positif HIV. Oleh sebab itu, dia tak boleh lagi tinggal di asrama. Daya tahan tubuhnya semakin lama semakin menurun," sambung kakek Amy sambil menangis.

"Ibu Lisa...." ucap Amy membuat orang-orang kaget. "Ada apa, sayang?" tanya ibu Lisa sambil mengeluarkan air mata. "Ibu, jangan menangis, ya. Aku ingin ibu tidak menangis. Maafkan saya, bu. Jika, saya membuat ibu menangis," jawab Amy dengan pelan. "Tak apa, Amy. Kamu cepat sembuh, ya. Kami disini khawatir dan mengharapkanmu agar cepat sembuh," kata ibu Lisa. "Tidak, bu. Aku pasti tidak akan sembuh, penyakitku ini lebih parah daripada penyakit flu. Kata dokter, umurku tinggal 3 Minggu lagi. Dan penyakit ini belum ada obatnya. Sudah dipastikan bahwa aku akan mati, bu," ujar Amy yang pasrah.

"Tidak, kamu jangan menyerah. Suatu saat, mungkin keajaiban akan datang menghampirimu. Percaya sama, ibu. Meskipun kamu dinyatakan akan mati, kamu masih beruntung. Karena masih banyak waktu. Sewaktu ibu masih muda, ibu mempunyai seorang teman. Namanya ANnice, dia menderita penyakit kanker otak, dan penyakitnya membuat dia menjadi lumpuh. Selain itu, dia buta, tak dapat melihat. Tetapi, meski begitu, dia tetap terus berjuang sampai kematiannya datang. Dia tak pernah putus asa, hal itu membuat ibu kagum dengannya. Dan hari menjelangk ematiannya, dia tetap bahagia dan terus ingin membuat orang bahagia. Dan sekarang, dia sudah meninggal dalam keadaan bahagia. Kamu harus contohi dia, dia sejak kecil, sama sekali tidak tahu orang tuanya siapa. Tetapi, semangatnya sungguh luar biasa. Maka dari itu, kamu harus contohi semangatnya. Dia berpesan untuk terakhirnya kepada semua orang bahwa, "hidup itu patut disyukuri, dan jangan menyerah meskipun hidupmu sebentar lagi berakhir. Syukurilah apa adanya, hidup itu adalah anugerah dari Tuhan yang paling indah," jelas ibu Lisa sambil mengeluarkan air mata dan tersenyum.

"Aku sungguh terpukau, melihat dia sungguh bersemangat," ucap Amy, "Jadi?" sela ibu Lisa. "Baiklah, aku akan terus bersemangat seperti teman ibu. Aku akan membuat orang-orang bahagia, hingga menjelang kematianku," jelas Amy dengan senyum semangat. Keesokan harinya pada jam 6 pagi, Amy mencoba untuk menyiapkan makanan sendiri. Tak terasa sudah jam 7 pagi, Amy terus berusaha menyiapkan makanan dengan kursi rodanya. Tiba-tiba, ada orang mengetuk pintu, yang membuat Amy agar terkejut. Lalu dia mencoba untuk berdiri berjalan menghampiri pintu itu. Akan tetapi, setelah pintu dia bukakan. Dia melihat seorang laki-laki, dan tiba-tiba hatinya sakit karena kelelahan, dan lalu pingsan. Beberapa saat kemudian, matanya terbuka pelan-pelan, dia melihat seseorang di depannya yang sedang melihatnya. "Maaf, kamu sudah sadar?" dengar Amy dari orang itu. "Hmm... su..sudah," jawab Amy agak sedikit pusing. Selain itu, juga terdengar suara kakeknya dan suara burung berkicau. Suara burung berkicau itu, membuat Amy semangat lagi dengan kehidupan. Suara burung berkicau itu yang merdu, membuat ia merasakan lahir kembali di dunia ini. Lalu ia bangun dari tempat ia tidur, dia melihat kakenya senang sekaligus kahwatir. "Amy, kamu sudah sadar, nak?" tanya kakeknya Amy.

"Ia, kakek. Dia sudah sadar," bantu orang itu. "Oh, ngomong-ngomong terima kasih banyak, ya, Brian," kata kakeknya Amy.

"Brian? Nama orang itu Brian?" pikir Amy agak kebingungan. "Hmm, kamu tak apa-apa kan? Oh ya, saya lupa memperkenalkan diri saya, pada kamu. Saya Brian, tetangga baru. Rumah saya diseberang rumah kamu. Kalau saya boleh tahu, nama kamu siapa, ya?" tanya Brian sambil memperkenalkan diri, dan menunjukkan rumahnya dengan jari telunjuknya.
"Oh, kalau saya, Amy. Maaf, saya harus ke kamar saya untuk istirahat, terima kasih," jawab Amy dengan tergesa-gesa menuju ke kamarnya dengan kursi rodanya.

Tak terasa sudah 1 Minggu Amy lewati dengan semangat dan usaha, juga semakin lama hubungan pertemanan Amy dan Brian semakin dekat dan baik. Akhirnya, 1 Minggu kemudian, Amy dan Brian saling suka, tetapi tidak boleh berpacaran, dikarenakan penyakitnya Amy. Tiga hari kemudian, hati Amy semakin sakit, daya tahan tubuhnya semakin menurun, hingga membuat Amy tak berdaya di tempat tidurnya. Keesokan harinya kemudian, kakeknya Amy akan membangunkan Amy. Dan ketika pintu dibuka, kakeknya Amy melihat Amy terbaring lemah, wajahnya pucat, tak bisa bergerak, dan hanya mengucapkan sepatah kata, yaitu kakek. Lalu, Amy segera dibawa ke rumah sakit. Hari berikutnya, Amy akan melakukan operasi. Amy mengucapkan kata terakhirnya, yaitu "Jangan menyerah, waktumu masih banyak untuk hidup. Jangan menangis karena aku, karena jika kamu bersedih, maka aku juga bersedih. Terima kasih banyak, telah membuatku bahagia sepanjang hidupku. Kalian telah membimbingku, melindungiku, dan mengajarkanku tentang arti kehidupan. Terima kasih untuk semua, berbahagialah selagi masih hidup. Semoga Tuhan memberkati kalian dan melindungi kalian." Beberapa saat kemudian, dokter menyatakan, bahwa Amy meninggal. Semua orang yang hadir disitu langsung kaget, menangis, dan terpuruk.

The End

Note : Mohon maaf, apabila ada kata-kata salah, atau kurang berkenan bagi para pembaca. Semoga cerita ini dapat menghibur para pembaca. Sekali lagi mohon maaf.

Comments:

Posting Komentar